ikiwonosobomas.com

Eko Yulianto, Berhasil Mengolah Biji Salak Jadi Duit

Eko Yulianto, Berhasil Mengolah Biji Salak Jadi Duit
IkiWonosoboMas.com - Pernah dengar Kopi Biji Salak?, ya kopi yang terbuat dari biji salak. Jika belum bisa baca disini. Berkat kopi biji salak yang diberi brand "Kiebae" yang berarti ini saja, ternyata mengantarkan Eko Yulianto mendapatkan penghargaan bergengsi Micro-Enterpreneurship Awards 2015 dari salah satu bank.

Berkat ketekunannya, Eko berhak mendapatkan hadiah tunai senilai Rp 20 juta karena menjadi juara dalam kategori mikro usaha berwawasa lingkungan. Ya, ketekunannya dalam mengolah salak menjadikan dewan juri memberikan apresiasi terhadapnya menyingkirkan puluhan finalis lain.

Sejak masih menjadi mahasiswa di kampus ternama di kota Wonosobo, Eko sudah mulai mengolah salak. Eko melihat perlu adanya inovasi untuk menjual salak dalam bentuk lain. Hal tersebut dikarenakan dia mendapati nasib parapetani salak yang kurang beruntung disaat panen raya. Harga 1kg salak hanya senilai Rp 1000,-, sementara buah salak hanya bertahan sekitar 1 minggu.

Sejak saat itulah pemuda kelahiran 15 Juli 1987 tersebut, berupaya menciptakan produk-produk berbahan salak yang punya nilai lebih. Eko tak sendiri. Ia bermitra dengan empat temannya, membentuk kelompok kreatif bernama Cah Bagus. Seiring berjalannya waktu, kelimanya bubar jalan, lantaran kesibukan masing-masing.

Meski berpisah inovasi Eko dalam mengembangkan olahan buah salak, tak berhenti di tengah jalan, karena Ia melihat, 80 persen komoditi petani di desanya adalah salak. Dengan begitu dia tak kesulitan mencari bahan baku. Kalaupun salak di desanya habis, ia bisa mencari salak di wilayah desa lain. 

Maka, dengan kemudahan mendapatkan bahan baku salak, Eko bereksperimen menciptakan berbagai macam produk makanan berbahan baku salak. “Saya ciptakan kerupuk salak, hingga mengolah biji salak menjadi kopi,” tuturnya.

Seiring usaha pengolahan biji kopi salak yang membesar, Eko memutuskan resign dari pekerjaannya di sebuah bank di Wonosobo. Padahal, ia sudah bekerja di bank tersebut selama 3,5 tahun.

Kini, bapak satu anak itu telah membuktikan kepada masyarakat bahwa menjadi manusia seutuhnya adalah manusia yang mampu mempekerjakan dirinya sendiri, juga memberi manfaat kepada lingkungan, tanpa ada tekanan “Tuhan tidak akan salah alamat dalam memberikan rezeki.”

Yang juga menarik, berbekal inovasi mengolah buah salak, Eko mulai menggerakkan pemuda desa. Ia pun menjelma menjadi inspirator di lingkungan desanya, dengan mengumpulkan para pemuda untuk membuat sebuah gerakan. Misinya, membangun desa yang lebih baik, lebih indah, bersih, dan nyaman. “Untuk itu, saya namakan gerakan tersebut sebagai Gardu Beriman. Kependekan dari Gerakan Bersih, Indah Insya Allah Nyaman.”

Tak hanya pemuda. Ibu-ibu di desanya juga mendapat sentuhan kebaikannya. Kaum perempuan di desanya, dilibatkan dalam pengolahan kulit salak menjadi bros. Ia juga berinovasi dengan produk lainnya. Antara lain: salak presto, permen salak, dan beberapa produk lainya

Kini, produk olahan salak itu, telah menembus pasar Jawa Tengah dan Bali. Usaha yang awalnya bermodal Rp 500 ribu, kini bisa meraup keuntungan sekitar Rp 5-6 juta/bulan. “Usaha saya ini butuh proses panjang hingga menjadi yang terbaik. Omset hari ini bisa mencapai 5-6 juta per bulan, melebihi gaji saya waktu kerja bank.”

Saat ini, keinginan Eko memiliki outlet untuk menjual produk-produk olahan salak yang dihasilkan dari tangan-tangan kreatif masyarakat Wonosobo. Kepada kaum muda, ia pun berpesan, “Jadi pengusaha itu yang penting yakin dan paling penting harus ada ridho dari orang tua, itu wajib".

Sumber:pojoksatu.id

0 Response to "Eko Yulianto, Berhasil Mengolah Biji Salak Jadi Duit "

Posting Komentar